Total Tayangan Halaman

Minggu, 24 Mei 2015

Synthetic Happiness


Manakah yg lebih bahagia? orang yg dapat hadiah jutaan dolar atau orang yg tiba2 lumpuh tangan & kakinya?

Menurut hasil riset dari Dan Gilbert, psikolog peneliti dari HarvardUniversity, dua kelompok orang tersebut dalam waktu setahun setelah musibah atau rejeki nomplok itu akan memiliki tingkat kebahagiaan yg relatif sama

Kok bisa seperti itu? ya, karena kita semua mengalami "Impact bias",yaitu kecenderungan untuk membesar-besarkan (overestimate) terhadapdampak (hedonic impact) dari peristiwa yg akan terjadi". Kitamerasa akan sangat bahagia jika akan dapat rejeki nomplok, atau sangatmenderita jika akan dapat musibah besar. padahal kenyatanya, begitu musibahatau rejeki itu benar2 datang, penderitaan atau kebahagiaannya tdk segede ygkita bayangkan.. jadi, yg kita bayangkan tidak segede kenyataannya.

Riset membuktikan, kejadian traumatis seperti perceraian, kecelakaan, gagaljadi caleg, rumah kebakaran, dst, jika telah terjadi lebih dari 3 bulan yanglalu, secara objektif tidak lagi berpengaruh pada tingkat kebahagiaan kita,kecuali kita sendiri yg bereaksi secara keliru hingga menderita berkepanjangan.

Sebaliknya, suatu kebahagiaan yg kita tunggu2 seperti lulus kuliah, dapat istricantik, suami ganteng ngak ketulungan, dapat hadiah besar, dapat pekerjaanidaman, dst. hanya berpengaruh sedikit pada tingkat kebahagiaan kita 3 bulansetelah kejadian.

Bagaimana bisa seperti itu? karena kita bisa "Membuat kebahagiaankita sendiri" happiness can be synthesized. Simak ucapan Sir Thomas Browne(1642) " I am the happiest man alive. I have that in me that canconvert poverty to riches, adversity to prosperity, and i am more invulnerablethan Achilless .Fortune hath not one place to hit me". "Sayaadalah orang paling bahagia di dunia, saya memiliki kebahagiaan itu di dalamdiri saya (baca: saya bisa menciptakan rasa bahagia itu di dalam diri sayasendiri), dengannya saya bisa mengubah miskin menjadi kaya, kesusahan jadikemakmuran. Saya lebih tangguh dari Achilles (siapa Achilles? lihat film TROY). Apapun yang sayaalami, tidak berpengaruh pada tingkat kebahagiaan saya.

Apa yg dialami Thomas Browne dalam ilmu psikologi disebut "Psychologicalimmune system", dan kita semua memilikinya di dalam otak kita.Kesimpulannya? Seperti yg dikatakan Shakespeare, "Tidak ada penderitaanatau kebahagiaan yg objektif, kita sendirilah yang menciptakannya".

Jadi, anda merasa depresi , stress, menderita? maka anda sendirilah (tepatnya pikiranandalah) yang bertanggung jawab atas penderitaan anda. Anda pingin bahagia?silahkan ciptakan sendiri kebahagiaan anda.. you can synthesized happiness,begitu kesimpulan dari hasil penelitian profesor Harvard, Dan Gilbert.

Sekali lagi, happiness is a choice.. so, choose to be happy.. how ?

SyntheticHappiness vs Natural Happiness
Menurut Prof.Gilbert:
kebahagiaanalami = adalah apa yg secaraspontan kita rasakan ketika kita mendapatkan apa yg kita inginkan.

Kebahagiaan sintetis = adalah apa yg dengan sengaja kita pilihuntuk kita pikirkan atau lakukan untuk membuat kita bahagia, ketika kita tidakmendapatkan yg kita inginkan (bahasa maduranya=menghibur diri)

Dan masalahnya kita percaya bahwa kebahagiaan sintetis tidak sebaikkebahagiaan natural. SALAH BESAR.. kebahagiaan sintesis bisa senyata dansetahan lama kebahagiaan natural.. dan lebih bisa diandalkan.. karena tidaktergantung kondisi lingkungan..

semakin kita menggantungkan kebahagiaan kita pada apa yg terjadi.. semakin kitasulit menemukan kebahagiaan, dan kita semakin rentan terombang-ambing antarabahagia dan menderita.. karena by design, dunia ini selalu diselingidengan peristiwa baik - buruk yg silih berganti..

Sebagaimana kata-kata penutup Prof. Gilbert dalam ceramahnya di TED Show (TED.COM),"yaa, kita memang punya banyak keinginan dan harapan, ya, kita punyapreferensi tentang masa depan seperti apa yg lebih kita sukai, tetapi begiukita terlalu terobsesi dan overestimate terhadap kejadian apa yg akan membuatkita bahagia, maka kita dalam kondisi rentan untuk menderita.

jika sikap kita adalah " saya akan bahagia, jika...." maka kitarentan untuk menderita.
Jika sikap kita adalah " saya akan bahagia, walaupun...." maka kitaselalu bahagia

sama dengan Cinta.. ada cinta bersyarat yg rentan untuk berubah jadi benci,(aku Mencintaimu, karena.... atau jika.......). ada cinta tak bersyarat ygdalam kondisi apapun akan tetap bertahan (aku mencintaimu, walaupun....)
Bagaimanakahanda mencintai? dengan "Cinta karena...." atau "Cinta walaupun..."?
Bagaimanakah sikap anda ? " Bahagia, jika.. atau karena....." atau"bahagia walaupun...."?


Founder andMaster Trainer SEFT
Ahmad Faiz Zainuddin
www.husnihasibuan.berkahherbal.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar