Total Tayangan Halaman

Rabu, 23 April 2014

Syarat Menjadi Thabib or Thobibah (Pengobat/Terapist)

Berkaitan syarat seseorang boleh memilih hidup menjadi seorang ahli terapisdan membuka praktek pengobatan menurut Imam Ibnu Qayyim Al Jauziyah yaitu:

1.  Pengobatharus mampu memelihara atau meningkatkan tingkat kesehatan yang tersisa   ----Menjaga kesehatan yang ada

JAngan sampai terjadi pasien yang datang kepada kita malah penyakitnyaberkembang semakin parah. Padahal sebelumnya dia datang kepada kita dalamkeadaan masih punya ‘sisa’ kesehatan. Atau bahkan yang tersisa itu malah lenyap.

2. Dia adalah profil seseorang yang bisamengembalikan kesehatan yang hilang -----Memulihkan kesehatan sebisa mungkin

Ketika tanda-tanda sisa kesehatannya saja sudah tidak muncul, maka peranseorang pengobat selanjutnya adalah dirinya harus mampu mengembalikan kesehatanpasien yang hilang. Jangan sampai seorang pengobat sekedar berpura-pura bisamengobati namun sebenarnya dirinya tidak memiki kompetensi yang cukup. Padaakhirnya, tidak ada perkembangan pada kesehatan pasien. Serahkan pada ahlinyakalau memang bukan kompetensinya.

3. Pengobat yang ahli harus mampumenghilangkan SEBAB sakitnya ------- Menghilangkanpenyakit sebisa mungkin

Penyakit benar-benar tuntas bisadiatasi. Bukan sekedar mengilangkan gejala-gejalanya saja padahal muarapenyakit yang utama terlupakan. Bisa jadi karena memang belum benar-benarmemiliki kecakapan mendiagnosis dan merangkai rumusan pathologi penyakitnyasecara cermat sehingga sumbernya malah tidak terobati.

4. Dia adalahseseorang yang mengerti prioritas penyembuhan----------- Atau meminimalkan penyakit sebisa mungkin

Dirinya bisa menganalisadan mengambil keputusan dalam prioritas penanganan. Mana yang darurat,mendesak, lebih penting terlebih dahulu diobati, mana yang bisa ditunda. Sebabjelas pengobatan banyak kasus lebih baik diobati satu persatu dari yang palingdarurat. Pengobat yang bodoh perkara prioritas jelas membahayakan pasien.
5.     Memilih pengobatan yang memiliki resiko yang paling rendah danmeninggalkan cara pengobatan yang berisiko tinggi
6.      Mengorbankan keuntungan yang sedikit demimemperoleh keuntungan yang besar



Pelatihan Holistik Bersama Sang Debu
Ikuti Pelatihan Holistik 5 Hari yang insya Allah membuat anda melompat lebih jauh menjadi terapist yang handal. Anda akan mengerti penyakit dan posisinya, sindromnya, tingkat keparahannya dan perjalanan penyakitnya.
Sehingga anda akan benar dalam merekomendasikan obat dan terapinya.
Imam Ibnul Qoyyim dalam ath-Thibbun Nabawi berkata: “ Dengan kejahilannya (tabib/pengobat/terapist),dia bisa membahayakan nyawa seseorang hanya karena terlalu nekad mengobati
pasien tanpa ilmu. Dengan demikian dia telah mengelabui pasien.”

Apa saja yang dipelajari selama 5 hari?
Materi yang dibahas merupakan materi ringkasan dari kitab pengobatan holistik I – II
tulisan Bapak Pudji. Sebagai informasi, kitab pengobatan holistik tersebut
biasanya diajarkan secara reguler oleh beliau dalam format belajar enam bulan.
Spesialnya, beliau sudah membuat kitab rangkuman khusus sebagai modul belajar
di Privat Kelas Pengobatan Holistik Lima Hari (kitab tidak dijual umum).

Lebih Spesifik kita akan belajar hal-hal berikut ini:
  • Membaca Fenomena Alam Untuk Dasar Pengobatan
  • Memahami Fungsi & Arah kerja Organ Tubuh Secara Holistik
  • Peran Meridian Dalam Pengobatan Herbal
  • Rahasia meramu Herbal yang Benar dan Koreksi Yang Salah
  • Praktikum Terapi Kasuistik (Optional)

Siapa Guru yang mengajarkannya selama 5 hari ?

Pematerinya adalah Sang Debu atau nama aslinya Bapak Sinshe Pudji Hartanto, Akp. Beliau adalah founder
sekaligus guru besar komunitas An Nahl, Kepala Bidang Pendidikan Asosiasi
Pengobat Tradisional Indonesia (ASPERTI), Penulis Buku Pengobatan Holistik
Jilid I – IV, Direktur Pendidikan Halalmart.

Beliau memiliki ratusan produk herbal yang beliau ramu serta digunakan secara privat
di komunitas An Nahl lebih dari 13 tahun serta yang dipasarkan secara nasional
oleh Halalmart Yogyakarta. Herbal disusun menyesuaikan jenis sindrom
penyakitnya, ditata sesuai dengan sifat dasar herbal itu bekerja, dengan
mengkombinasikan herbal khas asli indonesia, herbal cina, juga herbal yang
dikenal sebagai herbal thibbun nabawi.

Kapan Pelatihannya?
Pelatihan 5 hari diadakan Rabu sd Ahad, 21 sd 25 Mei 2014
Bertempat di Hotel Lira Aulia Jalan A.Yani Kr.bugis Balikpapan

Berapa Biaya Pelatihanya?
Biaya Pelatihannya Rp, 3.500.000,- (bagi peserta luar kota dibantu menginab di hotel tsb dengan menambahi Rp,500.000,-)

Fasilitas bagi anda yang mengikuti pelatihan Privat
Kelas Dasar Pengobatan Holistik Lima
Hari Rabu – Ahad, 21 – 25 Mei 2014, yaitu:

  1. Ilmu Pengobatan Holistik yang di Bimbing langsung oleh Bapak Pudji Hartanto,Akp
  2. Modul Belajar Mandiri Kitab Dasar Pengobatan Holistik ( Ringkasan Modul I – II) yang tidak dijual umum
  3. Tanya jawab hal hal yang sesuai materi selama pelatihan langsung kepada pemateri
  4. Konsultasi tahap lanjutan melalui aneka sarana komunikasi dengan Pemateri
  5. Makan dan Snack Selama Pelatihan
  6. Sertifikat Pelatihan
  7. Coffe Break
Testimoni beberapa alumni pelatihan Pak Puji (sang Debu)

“Dulu saya binggung, kenapa rambut rontok gak sembuh sembuah, padahal sudah perawatan,
sampo anti ketombe dsb, dulu saya juga binggung kenapa pasien sudah diterapi,
diberi herbal tapi keluhan tak juga kunjung berkurang, semua itu karena saya
tidak mengerti bagaimana membaca fenomena yang terjadi ditubuh saat tubuh
menderita suatu penyakit, hingga akhirnya bulan Desember lalu saya mengikuti
pelatihan Holistik di Yogya  bersama sang
guru Pak Pudji Hartanto, sungguh luar biasa, dengan mengembalikan hokum alam
dalam konsep pengobatan, beliau mengajarkan, memberi kunci kunci dasar
pengobatan dari akarnya, dan sangat mudah dipahami, sehingga kita mampu untuk
membaca fenomena yang terjadi pada tubuh saat tubuh menderita sakit, dengan
memahami fenomena yang terjadi kita dapat menegakkan diagnosa dengan tepat,
memberi tindakan terapi dan herbal dengan tepat. Alhamdulillah…..makin banyak
pasien yang bisa ditolong dan sembuh atas izin Allah SWT, kini saya makin
percaya diri dan siap untuk menolong banyak pasien, syukron wajazakallah khoir
pak Pudji…..(Bu Tamsri, Praktisi Thibbunnabawiy Balikpapan, Alumni Training
Buku 1-2 Pengobatan Holistik, Yogyakarta )



“Teknik pengobatan kuno
selalu relevan sepanjang zaman hingga akhir zaman, seperti bekam, alfasdu dan
kayy. Demikian juga dengan pengobatan herbal merupakan pengobatan yang sudah
dimulai ribuan tahun yang lalu dgn paradigma dan body knowledge sendiri diluar
medis.

Saya sebagai dokter sangat
merasakan manfaat dengan mempelajari herba dgn paradigma yg masih utuh / murni
sesuai keilmuan awal herba tersebut digunakan. Ilmu medis yang sekarang
berkembang akan membuktikan bahwa body knowledge tradisional medicine tidak
salah karena telah terbukti ribuan tahun lalu. Maka mari kita belajar herba
sesuai ilmu traditional medicine dan disinergikan dengan modern medicine“

Dr. Ali Ridho

Klinik Ar Ridho – Semarang

 “Alhamdulillah,saya sangat
bersyukur setelah ikut pelatihan pak pudji banyak sekali mendapat ilmu-ilmu
herbal holistik yang sangat gamblang di bahas secara mendalam. setelah d
terapkan ke pasien, sangat membantu proses penyembuhan, jadi lebih cepat karena
ketepatan cara diagnosa, herbal racikan beliau dengan terapi dapat di
sinergikan sehingga mendapat hasil maksimal.

Alhamdulillah dengan
izin Allah banyak pasien y sembuh berkat ilmu yang saya dapat dari pak pudji,
racikan-racikan obat herbal beliau, di antaranya HIV, Hepatitis, TBC, Stroke,
Diabetes dan penyakit-penyakit berat lainnya. terima kasih banyak pak pudji,
ilmu-ilmu bapak sangat di butuhkan n bermanfaat buat umat, jazakallahu khoiron
katsiran”

Ibu Novi Nur
Hadiyati

Bidan Yogyakarta

 “Luar biasa.. Berkali2 sy ikut pelatihan
pengobatan, selalu ada kebingungan dlm memahami struktur keilmuannya. Ketika sy
ikut pelatihannya Pak Puji, barulah sy mulai memahami kaidah pengobatan yg
sebenarnya.

Inilah yg sy cari
bertahun2. Seolah2
terbuka kunci2 keilmuan pengobatan. Dan hebatnya, kita jd bisa memahami kaidah
smua tehnik pengobatan seluruh dunia demi lebih menjamin ketepatan teknik
terapi yg kita lakukan. Inilah sebenar2nya yg disebut pengobatan holistik“.

M. Arief Aditama, SKG

KLINIK TOMS HEPI – HERBAL & TERAPI – Yogyakarta


Daftar Sekarang,


Cara mendaftar pelatihan sangat mudah sekali
SMS ke no HP 0815-20325787

salam
husni hasibuan

Senin, 21 April 2014

TENTANG JIN



Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Apakah jin dapat
memberikan pengaruh kepada manusia, dan bagaimana cara melindungi diri
dari mereka?

Jawaban
Tidak diragukan bahwa jin dapat memberikan pengaruh kepada manusia
dengan gangguan yang adakalanya bisa mematikan, adakalanya mengganggu
dengan lemparan batu, dengan menakut-nakuti manusia, dan hal-hal lainnya
yang disahkan oleh sunnah dan ditunjukkan oleh kenyataan. Diriwayatkan
secara sah bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengizinkan
seorang sahabatnya untuk pergi kepada keluarganya dalam suatu peperangan
–yang saya kira perang Khandaq-, Ia seorang pemuda yang baru saja
menikah. Ketika sampai di rumahnya, ternyata istrinya ada di depan
pintu. Ia mengingkari perbuatan istrinya itu, lalu berkata kepadanya,
“Masuklah!”. Ketika pemuda ini masuk, ternyata seekor ular melingkar di
atas tempat tidur.
Dengan tombak yang berada di tangannya, ia menikam
ular tersebut dengan tombak tersebut hingga mati. Dalam waktu bersamaan
–yakni pada saat ular itu mati- maka pria ini juga mati. Perawi tidak
tahu, mana yang lebih dulu mati ; ular atau orang itu. Ketika berita itu
sampai kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau melarang
membunuh ular yang berada di rumah kecuali ular yang ganas dan berbisa.
Beliau bersabda.

“Sesungguhnya di Madinah terdapat para jin yang telah masuk Islam. Jika
kalian melihat sesuatu dari mereka, maka izinkanlah ia selama tiga hari.
Jika ia menampakkan diri kepadamu sesudah itu, maka bunuhlah. Sebab,
sesungguhnya ia adalah setan” [HR Muslim, no. 2226, kitab As-Salam]

Ini dalil yang menunjukkan bahwa jin itu adakalanya menzhalimi manusia
dan menggangggu mereka, sebagaimana fenomena membuktikan hal itu.
Berita-berita telah mutawatir dan sangat banyak menyebutkan bahwa
manusia adakalanya memasuki rumah-rumah kosong lalu dilempar dengan batu
padahal manusia tidak melihat seseorangpun di dalam rumah kosong itu.
Adakalanya ia mendengar suara-suara dan adakalanya mendengar desingan
lembut seperti suara pohon serta sejenisnya yang membuat ketakutan dan
terganggu karenanya.

Demikian pula adakalanya jin memasuki tubuh manusia, baik dengan
kecintaan, untuk bermaksud mengganggunya maupun sebab-sebab lainnya. Ini
diisyaratkan oleh firman-Nya.

“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan
seperti beridinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit
gila” [Al-Baqarah : 275]


Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Apakah ada dalil bahwa
jin merasuki manusia?

Jawaban
Ya, ada dalilnya dari Al-Qur’an dan Sunnah bahwa jin merasuki manusia.
Dari Al-Qur’an ialah firman Allah.

“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat bediri melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan)
penyakit gila” [Al-Baqarah : 275]

Ibnu Katsir rahimahullah berkata : “Mereka tidak bangkit dari kubur
mereka pada hari Kiamat kecuali sebagaimana bangkitnya orang ketika
kemasukan setan”.

Sedangkan dari Sunnah ialah sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam

“Setan mengalir pada manusia lewat aliran darah” [HR Bukhari, no. 7171,
kitab Al-Ahkam, Muslim, no. 2175, kitab As-Salam]

Al-Asy’ari berkata dalam Maqalat Ahlus Sunnah wal Jama’ah, “Mereka
–yakni Ahlus Sunnah- berpendapat bahwa jin masuk dalam tubuh orang yang
kesurupan”. Dan, ia berargumen dengan ayat di atas.

Abdullah bin Imam Ahmad berkata, “Aku bertanya kepada ayahku,
‘Orang-orang menyangka jin tidak memasuki tubuh manusia.’ Beliau
menjawab, ‘Wahai anakku, mereka berdusta. Jin itu berbicara lewat lisan
manusia”.

Ada sejumlah hadits dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang
diriwayatkan Imam Ahmad dan Al-Baihaqi, bahwa seorang anak yang telah
gila didatangkan. Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan
(kepada jin yang merasuki anak kecil itu), “Keluarlah ! Aku adalah
Rasulullah” [1]. Lalu anak itu terbebas darinya.

Anda melihat bahwa dalam masalah ini terdapat dalil dari Al-Qur’an dan
dua dalil dari As-Sunnah. Ini juga merupakan pendapat Ahlus Sunnah wal
Jama’ah dan pendapat Salaf, serta fenomena membuktikan hal itu. Meskipun
demikian, kita tidak mengingkari bahwa kegilaan itu ada sebab lainnya,
seperti saraf terputus, otak rusak dan selainnya.

[Al-Fatawa Al-Ijtima’iyah, Ibnu Utsaimin, jilid 4, hal.67-68]
Jin Menyatu dengan Air Mani dan Ikut Menggauli Isteri, Benarkah?
Pertanyaan:
Apakah ada kebebasan dari jin untuk ikut campur dalam urusan manusia, misalkan ketika sang suami akan menggauli isterinya tanpa menyebut nama Allah maka si jin menyatu dengan saluran air mani si suami kemudian ikut berjima’? Apakah tidak ada batas alam yang pasti antara keduanya (jin dan manusia), dan apakah ini sudah ketetapan-Nya?

Jawaban:

Jin sebagai makhluk Allah Subhanahu wa Ta’ala tidaklah memiliki kekuasaan mengganggu manusia, melainkan bila dikehendaki oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebagaimana disebutkan di dalam firman-Nya,
وَمَا تَشَآءُوْنَ إِلاَّ أَنْ يَشَآءَ اللهُ رَبُّ الْعَالَمِيْنَ
“Dan tidaklah kamu berkehendak melainkan bila dikehendaki oleh Allah, Rabb semesta alam.” (Qs. at-Takwir: 29)
Karena itu, kita diperintah oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala agar selalu berlindung kepada manusia atau jin, misalnya ketika akan berkumpul dengan istri.
Ibnu abbas berkata, “Dari Nabi, beliau bersabda, ‘Bila salah seorang di antara kamu mendatangi istrinya lalu membaca,
بِسْمِ اللهِ اَللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَ جَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا
“Dengan menyebut nama Allah. Ya Allah, jauhkanlah kami dari godaan setan dan jauhkanlah setan dari anak yang Engkau anugerahkan kepada kami.  Maka bila keduanya dianugerahi anak, setan tidaklah membahayakan baginya.’” (Hr. Bukhari: 3031)
Imam Nawawi berkata, “Al-Qadhi berkata, ‘Maksud hadits ini ialah, bahwa setan tidak mampu menyusup ke dalamnya.’ Ada lagi yang berpendapat bahwa setan tidak mampu mengganggunya, bila anak itu lahir lain daripada yang lain. Akan tetapi, bukan berarti bila besar nanti, dia akan terlepas dari bisikan dan godaannya.’” (Lihat: Syarah Muslim, Imam Nawawi: 10/5)
Imam asy-Syarkhasi berkata, “Agar kita tidak terganggu oleh setan atau jin ketika berkumpul dengan istri, hendaklah seseorang memiliki adab, sebagaimana yang dijelaskan oleh Imam Bukhari dalam bab ‘Adab Jima’’. Dianjurkan agar sebelum berkumpul (dengan istri), hendaknya membaca bismillah dan membaca ta’awwudz, sebagaimana contoh di atas, lalu berkumpul. Bila berkumpul, hendaknya tidak telanjang bulat, sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, bersumber dari Utbah bin Ubaidah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا أَتَى أَحَدُكُمْ أَهْلَهُ فَلْيَسْتَتِرْ وَلاَ يَتَجَرَّدُ تَجَرُّدَ الْعَيْرَيْنِ
‘Bila salah seorang di antara kamu mendatangi istrinya, hendaknya dia bertabir dan tidak bertelanjang bulat.’

Aisyah berkata, ‘Bila beliau datang di kamar kecil atau mendatangi istrinya, beliau menutupi wajahnya, dan tidaklah satupun orang yang melihatnya, atau terdengar suaranya. Tidaklah beliau mencium dan mengumpuli istrinya dengan diketahui oleh orang lain, dan tidak pula  beliau menceritakannya kepada orang lain, sebagaimana yang diceritakan oleh al-Hasan.’

Selanjutnya, diriwayatkan oleh Abu Daud, “Hendaknya tidak menghadap kiblat, dan hendaknya tidak banyak bicara ketika berkumpul, sebagaimana yang diterangkan oleh Qabishah bin Dzuaib, dan mengikuti adab lainnya.” Silakan buka kitab al-Mubdi’: 7/200, oleh Imam as-Sarkhasi.
Adapun tentang menyatunya air mani suami dengan mani jin bila tidak membaca basmalah sebelum berjima’, maka kami belum menjumpai dalilnya. Namun, berdasarkan keterangan al-Qadhi di atas, jelas saja hal itu mungkin terjadi.
Demikian juga, komentar jin ketika kami meruqyah salah seorang yang kemasukan jin, ternyata jin tersebut berkata, “Aku ingin menikah dengan dia.”
Ibnu Taimiyyah berkata, “Dan kadangkala manusia menikah dengan jin dan melahirkan anak pula, ini banyak terjadi. Banyak Ulama yang menjelaskan dan berbicara tentang hal ini, namun para ulama tidak suka menikah dengan jin.” (Lihat: Majmu’ Fatawa Ibnu Taimiyyah: 3/39)
Adapun alam jin jelas berbeda dengan alam manusia. Manusia tidak bisa melihat jin dalam bentuk aslinya. Ibnu Taimiyyah berkata, “Jin memperlihatkan dirinya seperti anjing hitam, kucing hitam, sapi, kambing, kuda dan keledai, serta seperti burung. (Lihat: Fatawa: 19/52 dan kitab Idhahud Dalalah fi Umumir Risalah, Ibnu taimiyah)
Wallahu a’lam.

Sumber: Majalah Al-Furqon, edisi 8, tahun ke-4, 1426 H.
(Dengan beberapa pengubahan tata bahasa dan aksara oleh redaksi www.konsultasisyari ah.com)