Total Tayangan Halaman

Kamis, 20 Januari 2011

Khasiat Berbekam

Dalam buku “Keajaiban Thibun Nabawi: Bukti Ilmiah dan Rahasia Kesembuhan dalam Metode Pengobatan Nabawi” yang ditulis oleh Aiman bin ‘Abdul Fattah (2005:230) menjelaskan tentang darah bekam yang dikeluarkan oleh juru bekam dari tubuh yang memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
1. Teroksidasi darah tanpa udara (anaerob).
2. Terpisahnya plasma (cairan darah) dari darah.
3. Keluarnya plasma saja dari tempat yang dibekam.
4. Jika kita memasang dua gelas (alat bekam) untuk menghisap darah, maka bisa saja darah keluar pada gelas yang satu, tetapi tidak bisa keluar sama sekali pada gelas yang satu lagi padahal keduanya berdampingan.
5. Bisa saja kesembuhan datang meskipun darah tidak ada yang keluar ke gelas.

Dari penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan Damaskus, Muhammad Amin Syaikhu tentang mekanisme kesembuhan yang diperoleh dari metode bekam bahwa kesembuhan metode ini terletak pada dibersihkannya tubuh dari darah rusak yang menghambat berjalannya fungsi-fungsi dan tugas-tugas tubuh secara sempurna.

Aiman bin ‘Abdul Fattah menambahkan informasi berdasarkan hasil tim laboratorium yang mengadakan penelitian darah yang keluar dari titik-titik bekam yang hasilnya sebagai berikut:
1. Bahwa terapi bekam tetap melindungi dan sekaligus menguatkan unsure-unsur system kekebalan.
2. Proses bekam membuang sel-sel darah merah yang rusak dan darah yang tidak dibutuhkan lagi.
3. Kapasitas ikatan zat besi dalam darah bekam tinggi sekali (550-1.100), satu hal yang menunjukkan bahwa bekam mempertahankan zat besi yang ada di dalam tubuh tidak ikut keluar bersama darah yang dikeluarkan dengan bekam sebagai awal penggunaan zat besi tersebut dalam pembentukan sel-sel muda yang baru.
4. Kandungan sel darah merah maupun sel darah sel darah putih dalam darah bekam tinggi sekali. Ini menunjukkan bahwa proses bekam berhasil mengeluarkan semua kotoran, sisa, dan endapan darah sehingga mendorong kembali aktifnya selurih system dan organ tubuh.

Bekam sebagai pengobatan yang telah dikenal sejak ribuah tahun yang lalu dan terus berkembang hingga sekarang, dari mulai zaman Mesir Kuno, Hipocrates, telah menunjukkan bahwa metode ini memiliki posisi yang tinggi diantara p