Khutbah ‘ied, Al-Qolam , 1 Syawal 1436H
Allahu akbar, Allahu akbar, laa ilaaha illallah wallahu
akbar. Allahu akbar walillahil hamd.
I.
Ayyuhal Hadirun, jama’ah iedul fitri yang
berbahagia, Walaupun selama sebulan ini kurang tidur, jam makan dan jam tidur
pun tidak beraturan. Namun sampai saat ini kita dalam keadaan sehat wal ‘afiat,
padahal dalam tiori kesehatan modern sehari semalam manusia tidak boleh kurang
tidur , waktunya sekitar 7 jam. Selama 29
hari ini rata-rata tidur kita kurang dari 7 jam, terutama di 10 hari terakhir, tapi
kita sehat dan fit. Apa yang bisa kita
ambil pelajaran disini?............pelajarannya adalah ketika kita mengerjakan
sesuatu yang kita yakini sebagai ibadah maka kita akan sungguh-sungguh, efek
positifnya adalah kita akan lebih sehat. Puasa contohnya kita respon sebagai
ibadah maka semua energy yang ada di diri kita menguatkan , mendorong ,
mensukseskan niat kita itu. Apa yang membedakan sesuatu aktivitas itu bernialai
ibadah atau bukan? Jawabanya adalah ketika aktivitas itu diawali oleh niat.
Niat kita yang membuat ibadah ini syah atau tidak. Aktivitas apapun yang
merupakan perintah atau anjuran dien ini yang kita kerjakan baik berupa ritual
ibadah (mahdhoh) atau bukan maka diawali oleh niat. Niat kita yang memberikan
energy itu. Hadirin para ikhwan , Suatu ketika antum diperlukan oleh Islam ini, kadang kadang
mengorbankan waktu anda bahkan makan anda pun tidak teratur ingat segera niat
antum untuk apa , perbaharui lagi niat antum. Allah menjatuhkan pandangannya ke
hati dan amal /aktivitas nyata kita. Rasulullah bersabda “ Sesungguhnya Allah
tdk melihat kepada rupa dan harta kita tetapi Allah melihat kepada hati dan
amal kita (H.R.Muslim) jika kita yaqin Allah melihat hati kita maka beradablah
kepadanya, hinakan hati dan diri dihadapan-Nya respon perintah dengan hati yang
ikhlas karena Allah. Para Ikhwah yang berbahagia…..Niat Jam’iyyah kita telah
sama, kita telah mempunyai visi dan misi yang sama didalam Islam Ini, rencana ke depan pun telah kita tetapkan. Oleh
karena itu mari kita kawal bersama agar rencana-rencana yang telah kita
tetapkan berjalan dengan semestinya. Satu hal yang harus dipahami kapal ini akan
terus berlayar, roda kenderaan ini terus berputar menuju tujuan yang telah
ditentukan. Ingat dan camkan! Kenderaan ini akan terus berjalan tanpa berhenti sampai
pada tujuannya ada atau tidaknya kita di dalamnya. Sesungguhnya kita yang
memerlukan kenderaan ini bukan Dia, yang memerlukannya adalah kita. Allah
berkalam “Mereka merasa telah memberi nikmat kepadamu dengan
keislaman mereka. Katakanlah: "Janganlah kamu merasa telah memberi nikmat
kepadaku dengan keislamanmu, sebenarnya Allah, Dialah yang melimpahkan nikmat
kepadamu dengan menunjuki kamu kepada keimanan jika kamu adalah orang-orang
yang benar."(Al-Hujarat : 17)
II.
Allahu akbar, Allahu akbar, laa ilaaha
illallah wallahu akbar. Allahu akbar walillahil hamd. Ayyuhal Hadirun wal
hadirat, jama’ah iedul fitri yang berbahagia,…..Ketika dari awal Ramadhan
sampai akhir ramadhan kita berhasil melewati godaan sehingga puasa kita tidak
batal. Kemampuan kita mengelola emosi dan diri sehingga berhasil sampai maghrib
atau sampai sebulan penuh puasa kita lancar tdk ada yang pecah tdk ada yang
tertinggal, tdk ada yang batal. Pelajaran apalagi yang bisa kita petik??? Artinya
adalah ketika hati kita telah memilih dan bertekad memasuki ranah ibadah maka akan
ada nafsu yang menggoda agar kita membatalkan niat, ada cobaan ada gangguan,
ada bisikan atau retorika sesat agar kita berhenti, agar kita tidak bergairah,
agar kita lelah,pesimis ragu-ragu atau bahkan takut dan menjauh dari jama’ah. Disini
kita diuji apakah kita tidak batal apakah kita berhasil/lulus??? . ingat cobaan
dan godaan nafsu ketika berpuasa waktunya pendek hanya dari terbit fajar s/d
maghrib atau hanya sebulan saja. Tapi godaan setelah kita memutuskan berada pada jalan ini waktunya panjang ,
godaan dari dalam diri , orang lain ,syetan atau bahkan dari keluarga bisa saja
terjadi , selama nyawa masih dikandung badan, selama nafas dan jantung masih
ada ritmenya godaan itu tetap ada, oleh karena itu jangan pernah merasa aman
dari fitnah, ingat pesan ulama kita “rasa aman itu adalah racun” . akankah kita
tidak batal ibadahnya sampai akhir hayat? Akankah kita lulus dan berhasil
sampai saat-saat sakaratul maut. Kelak ketika
ruh telah berpisah dari badan, kita akan ketemu dengan para pendahulu, kita
ketemu dengan ruh guru guru yang selama ini yang hanya kita dengar ceritanya
saja, tapi nanti secara nyata kita ketemu dialam barzakh, lantas apa yang kita
ceritakan? Apakah cerita indah tetap setia di jalan ini? Atau hanya cerita
kosong ? dalam keadaan apa kita diwafatkan?
III.
Allahu akbar, Allahu akbar, laa ilaaha illallah
wallahu akbar. Allahu akbar walillahil hamd. Ayyuhal Hadirun wal hadirat, jama’ah
iedul fitri yang berbahagia,…..Rasulullah Shollalahu ‘alayhi wa sallam dibulan
ramadhan disebutkan dalam hadist ibnu Abbas “ Ajwadu bilkhoir minarrihil
fursalah” lebih pemurah dalam memberi kebaikan dibanding dengan angin yang
dilepaskan” (Muttafaqun ‘alayhi) . bulan ramadhan adalah bulan yang kita
dicontohkan rasul untuk menjadi orang yang pemurah, murah hati memberikan
kebaikan. Disebutkan kemurahan Rasul itu mengalahkan angin yang berhembus,
maqsudnya hembusan angin itu bisa saja ada bagian tanah atau benda yangb tdk
terkena hembusannya, sedangkan kemurahan sang Rasul mengenai semua lapisan dan
segala keadaan. Berkaca dari sang Rasul tercinta, maka ramadhan telah mendidik
kita tentang semangat berkontribusi, semangat memberi kebaikan, mengambil peran
untuk kemajuan. Seandainya masing masing kita , setiap ummat ini mempunyai
semangat berkontribusi kepada jalan
ini tentu roda kenderaan kita ini akan lebih cepat jalannya. Kapal ini
akan lebih kencang menuju tujuan sebenarnya. Apa yang bisa kita berikan kepada Islam ini? Mari kita mulai
bertanya dalam hati, apa kontribusi saya di jalan ini? Apa yang bisa saya
berikan, tenaga? Fikiran? Waktu? Kecerdasan? Dana?uang? do’a?...peran apa yang
membuat jalan ini menjadi lebih terang lebih bernilai lebih berharga???.....keterlibatan
kita di jalan ini semoga membuat kita bernilai dihadapan Allah. para bapak /
ibu sidang ied yang berbahagia, sebenarnya hadirnya kita di kajian shof saja
sudah sangat bermamfaat buat jalan ini.
Dengan kehadiran kita memberi arti besar bahwa aktivitas shof berjalan dengan
baik. Kehadiran kita saja sudah memberi kontribusi besar buat semangatnya para
ikhwah yang lain. Hadir saja sudah memberi dampak positif buat yang ikhwah yang
lain yaitu “menguatkan hati dan rasa senang” . Apalagi disamping hadir kita punya masukan, ide
kreatif, saran – saran atau bahkan kritikan dengan semangat membangun. Dengan berkumpul
akan melahirkan ide ide baru, semangat baru cara baru dalam memajukan jalan ini. Hadir saja sudah
terhitung memberi kontribusi dan mamfaat apatah lagi disamping hadir juga kita
memberikan fikiran , waktu dan dana / infaq , tentu ini adalah sebuah
kontribusi yang sangat besar, yaqinlah Allah akan membalasnya , Allah akan
menggantinya dengan berlipat –lipat, terlebih lebih lagi ya para ikhwah anda
terlibat langsung memajukan bidang yang ditugaskan kepadanya, berkreatif yang
tertuntun dalam membuat terobosan terobosan baru yang inovatif , dinamis
membangun bidangnya. Bekerja dan berkarya dan beribadah sesuai biadang masing
masing. Tentu saja waktu , tenaga , fikiran bahkan uang yang antum pergunakan
untuk membangun bidang yang ditugaskan , keikhlasan antum bekerja disitu akan
menjadi kenangan indah kelak ketika antum diwafatkan generasi pelanjutnya akan
meneruskan karya antum itu sebagai amal jariyah yang terus mengalir pahalanya
disisi Allah, aaminn ya robbil’aalamin.
IV.
Allahu akbar, Allahu akbar, laa ilaaha illallah
wallahu akbar. Allahu akbar walillahil hamd. Ayyuhal Hadirun wal hadirat, jama’ah
iedul fitri yang berbahagia,…..Terakhir di khutbah ini adalah tentang do’a
terpenting disepuluh akhir ramadhan. Bahkan do’a terpenting ketika saat-saat
indah di malam lailatul qodar yang diajarklan oleh sang Rasul “Allahum innaka ‘afuwun
tuhibbul’afwa fa’fu ‘anniy” yang artinya “yaa Allah sesungguhnya engkau maha
pemaaf , engkau mencintai ke ma’afan maka ma’af kan lah aku” (HR Ahmad,
Tirmidzi dan ibnu Hibban dinilai Shohih oleh Syaikh Albaniy) Allah maha pema’af.
Bila dosa diyakini membuat gerak di jalan ini jadi lamban, roda kenderaan ini
tidak bisa bergerak cepat maka doa ini membersihkan karat karat dosa kita
kepada Allah. Sehingga karat dan kotoran yg menghambat jadi terbersihkan dengan
do’a terpenting ini. Namun demikian do’a ini juga mengisyaratkan agar kita
menjadi insan pema’af, bagaimana bisa mendapatkan ma’af dari Allah sedang di
hati ini masih bersemayam rasa marah, kebencian bahkan rasa permusuhan. Hari
raya ini adalah hari adalah hari gembira, hari bahagia, Saking bahagianya, berpuasa di ini diharamkan,
salah satu hikmahnya, agar tidak ada yg merusak kebahagian hari raya, karena
hari ini biasanya menjadi hari saling mengunjungi dan saling memberikan ucapan
selamat dan doa, hari berbuka bersama untuk menikmati makanan enak nan lezat
yang terhidang disetiap sudut rumah dengan penuh suka cita. Namun sayang, jika
masih ada yang menodai kebahagian hari raya, salah satunya karena permusuhan
atau perselisihan yang belum juga usai dan mereda, baik suami dgn istrinya atau
anak dengan orang tuanya, adik dengan kakaknya, seseorang dangan kerabatnya,
atau dengan salah satu tetangganya atau dengan ikhwahnya . Masing-masing pihak
merasa "bukan aku yang salah", jika hari berbahagia ini tak
kunjung mereda, kapan lagi kiranya kebencian di hati akan sirna? Bahagiakah
kita?, saat semua orang mendapatkan ampunan Allah selama bulan Ramadhan meraka
beramal, sedangkan ampunan bagi saudara kita masih juga ditangguhkan dan
ditunda. Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya pintu-pintu surga dibuka pada hari
Senin dan kamis. Semua dosa hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu
akan diampuni, kecuali bagi orang yang antara dia dan saudaranya terdapat
kebencian dan perpecahan." Lalu dikatakan: 'Tangguhkanlah dua orang ini
hingga mereka berdamai! Tangguhkanlah dua orang ini hingga mereka berdamai!
Tangguhkanlah kedua orang ini hingga mereka berdamai! ' (HR Muslim) Percayalah!,
pemberian maaf Ukhtiy, bukanlah sebuah kehinaan, melainkan adalah sebuah
kemulian yang terus Allah tambahkan pada ukhtiy. Karena sejatinya ukhtiy telah meniru
zat yang maha mulia dan Maha Memaafkan hambaNya. Begitupun sang Rasul bersabda:
“Tidak ada orang yang memberi maaf kepada orang lain, melainkan Allah akan
menambah kemuliaannya. (HR Muslim) Untuk itu "maafkanlah.!", jadilah
orang yang memulainya, agar Anda, Dia, dan seluruh yang terlibat didalamnya
merasakan kebahagian, khususnya hari raya yang esok kita sambut bersama. "Semoga
seluruh amal ibadah kita dibulan Ramadhan diterima tanpa ada yang
ditunda", aamiinn di akhir khutbah ini marilah kita berdo’a kepada Allah
jalla jalaluh. Barokallahu ffikum. By husni hasibuan